Sabtu, 24 September 2011

Lingkungan


Lingkungan Sehat



Data baru yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan bahwa 13 juta kematian di seluruh dunia dapat dicegah setiap tahunnya dengan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Di beberapa negara, lebih dari sepertiga beban penyakit dapat dicegah melalui peningkatan kualitas lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan dan terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk :
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan;
• Mencegah terjadinya penyakit;
• Melindungi diri dari ancaman penyakit;
• Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Lingkungan sehat merupakan dambaan setiap manusia. Lingkungan sehat berawal dari diri kita sendiri. Sampai mana kita berbuat sesuatu untuk lingkungan? Pernahkan anda tidak membuang sampah pada tempatnya? Sudahkah anda untuk tidak merokok? Sudahkah anda membatasi penggunaan CFC dalam perabotan rumah tangga anda? Jika sudah, berarti anda sedikitnya telah membantu untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat supaya nyaman untuk ditempati. Tetapi jika anda masih belum bisa atau belum sempat untuk berbuat yang terbaik untuk lingkungan sehat, belajarlah untuk menghargai diri sendiri sebelum untuk menghargai lingkungan.
Banyak cara untuk menjadikan lingkungan dan pribadi yang bersih dan sehat, diantaranya:
Aspek Pribadi bersih:
1. Bimbingan orangtua dengan memberikan teladan yang baik
2. Pendidikan Agama yang lebih intensif
3. Membiasakan hidup bersih (bermoral) dengan menjalankan Norma Agama dan menjauhkan prilaku Maksiat.
Aspek Lingkungan (sosial)
1. Penggalakkan Hidup bersih, sehat dan peduli dengan kerja bakti massal
2. Peningkatan 3 M ( Mengubur, Menguras,Menutup) agar terbebas dari berbagai penyakit khususnya Demam Berdarah Dangue.


Tips Lingkungan Sehat

Banyak cara agar keadaan lingkungan sekitar kita kelihatan bersih, rapi dan asri. Lingkungan yang bersih akan mempengaruhi kondisi psikososial penghuni rumah tersebut. Lingkungan yang bersih juga akan mengurangi dampak masalah kesehatan yang terjadi di sekitar kita tanpa disadari. Oleh karena itu, mewujudkan lingkungan sehat dan bersih merupakan dambaan kita bersama. Kebersihan lingkungan sebaiknya dimulai dari yang terkecil dan mendasar yaitu kebersihan diri dan lingkungan rumah. Selain untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat juga untuk mendidik anak cucu kita membiasakan diri untuk menjalani hidup sehat di rumah.

Berikut ini tips-tips yang mungkin bisa diterapkan agar kondisi lingkungan rumah kita tetap bersih, rapi, asri dan sehat :

  1. Bersihkan rumah dari kotoran dan debu mulai dari lantai, langit-langit, kaca-kaca dan dinding rumah.
  2. Cat ulang dinding rumah jika sudah termakan usia atau sudah pudar warnanya.
  3. Usahakan menanam tanaman bunga didalam pot untuk memperindah taman rumah.
  4. Sapu halaman rumah secara rutin.
  5. Pangkas ranting-ranting pohon jika sudah rimbun dan menghalangi pandangan jalan.
  6. Bersihkan selokan atau saluran air dari sampah yang menghambat agar tidak tersumbat.
  7. Jika musim kemarau, siram halaman rumah kita baik pagi maupun sore agar tidak berdebu.
  8. Cuci dan bersihkan peralatan atau perabotan rumah tangga yang kotor dan berdebu.
  9. Singkirkan atau kubur barang -barang bekas yang tidak terpakai.
  10. Menutup tempat-tempat penyimpanan air.
  11. Menguras bak mandi secara teratur.
  12. Ikut sertakan anak cucu kita dalam bersih-bersih rumah agar terbiasa hidup sehat.
Demikian tips sehat lingkungan dari kami. Semoga bisa bermanfaat dan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari dirumah.
Oleh karena itu, biasakan bergaya hidup sehat karena hidup sehat adalah gaya hidup.

Lingkungan Alam, Buatan, dan Sosial 

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut:
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”
Bisa diartikan, Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya alam (SDA) merupakan salah satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on hayati, yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sumber daya alam sangat banyak dan melimpah, jadi disusunlah klasifikasi sumber daya alam, yang antara lain meliputi sumber daya alam terbarui dan tak terbarui.
Lingkungan alam berupa sungai
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Contoh lingkungan alam yang ada di permukaan bumi adalah sungai, danau, laut, gunung dan lembah.
Perumahan merupakan contoh lingkungan buatan
Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang sengaja atau tidak sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya desa, kota, pabrik, rumah, waduk, sawah, tambak, perkebunan, dll.
Dalam pembangunan permukiman diperlukan keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung lingkungan. Dalam beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alam. Untuk itu diperlukan strategi berdasarkan keberlanjutam, sehingga diharapkan dapat:
1. memperbaiki dan menjamin penyediaan air bersih
2. meminimumkan masalah pembuangan sampah
3. mengurangi pengubahan lahan subur untuk pertanian menjadi pemukiman dan membantu mempertahankan produktivitas lahan
4. mengembangkan pola konservasi energi untuk keperluan hidup dan produksi barang
5. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
6. memadukan pemeliharaan dan pelayanan pemukiman dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan masyarakat dan pendidikan
Lingkungan alam dan lingkungan buatan juga dapat kamu temukan di sekolah/madrasah. Coba, kamu perhatikan lingkungan madrasah kita, lalu sebutkan yang termasuk lingkungan alam dan lingkungan buatan, masing-masing 5! (TUGAS 1)
Contoh lingkungan sosial: gotong royong
Lingkungan sosial hingga saat ini masih belum ada definisi yang pas, masih menjadi perdebatan para ahli. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan soaial budaya yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh pola-pola hubungan sosial di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Islam dan Masalah Lingkungan Hidup

(Ibadah Online). Masyarakat dunia dewasa ini menghadapi tantangan besar terkait dengan masalah lingkungan hidup. Selain pencemaran, tanah longsor, banjir, berkurangnya kandungan air bersih di dalam perut bumi, masalah global warming juga menjadi problem tersendiri yang sangat pelik dan akut.
Pendidikan Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya merawat dan melestarikan lingkungan hidup yang baik dan layak sebetulnya sudah sejak lama dikampanyekan oleh Islam. Bahkan, pada tataran praktis, pendidikan lingkungan ini sejak dini sudah diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya.
Abu ad-Darda’ ra. pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang diasuh  Rasulullah telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan semacam ini, dalam ajaran Nabi, akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah. Dan bekerja untuk memakmurkan bumi dan melestarikan lingkungan adalah termasuk ibadah kepada Allah.
Alquran sendiri banyak membahas tentang lingkungan hidup. Diantaranya berkenaan dengan konsep lingkungan sebagai sebuah sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup karena ulah tangan manusia, pengelolaan yang mengabaikan petunjuk Allah, solusi pengelolaan lingkungan yang diperlukan, dan lain sebagainya.
Jika Alquran hanya membahas dan meletakkan prinsip-prinsip dasar mengenai lingkungan dan pelestariannya, maka di dalam Sunah Nabi berbagai penjelasan yang ada justeru lebih menekankan pada rincian dan detailnya. Ia menerangkan dan menjelaskan masalah lingkungan dan pelestariannya ini dalam bentuk tatanan hukum, etika, himbauan dan arahan-arahan teknis yang lebih rinci dan bersifat aplikatif.
Sistem yang Seimbang
Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan. Dengan kata lain, sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari seperangkat unsur yang secara teratur, saling berkaitan, dan membentuk suatu totalitas.
Lingkungan dikatakan sebagai suatu sistem karena ia terdiri atas unsur biotik yang meliputi manusia, hewan dan tumbuhan, dan unsur abiotik yang meliputi udara, air, tanah, iklim dan lainnya, yang kedua unsur ini membentuk satu kesatuan tatanan yang utuh, teratur dan saling terkait.
Banyak pakar mendefinisikan lingkungan hidup sebagai “sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya”.
Makna ini jauh-jauh hari telah ditegaskan Alquran, QS. al-Hijr, 15 : 19-20, “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami telah tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran yang seimbang”.
Rekayasa Positif
Alquran menegaskan bahwa segala apa yang diciptakan Allah di bumi adalah untuk kesejahteraan manusia, karenanya ia mesti dikelola secara makruf, tidak merusak dan berkesinambungan. Inilah makna pemakmuran atau pembangunan lingkungan hidup sebagaimana diisyaratkan dalam QS. H?d, 11: 61, “…dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya”
Upaya memelihara dan memakmurkan ini bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara keberkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang semakin baik. Inilah asas rekayasa positif lingkungan hidup yang diajarkan Islam. Dalam konsep pembangunan, rekayasa positif ini lebih dikenal dengan istilah pembangunan lingkungan berkelanjutan.
Seruan untuk menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan tersebut banyak kita dapatkan baik di dalam Alquran maupun hadis Nabi. Dalam QS. al-A’r?f, 7: 56 Allah berfirman, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya…”.
Sementara dalam hadis Nabi Abu Daud merawikan, “Barangsiapa memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka.” Di kitab Shahih Muslim juga dijelaskan, “Barangsiapa menanam tanaman maka hasil tanaman yang dimakan akan menjadi sedekah, dan hasil tanaman yang dicuri pun akan menjadi sedekah”.
Kerusakan Lingkungan
Manusia telah diperingatkan Allah agar jangan melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Maka, karena pengingkaran manusia yang disebabkan kerakusan dan ketamakan itulah Allah menurunkan azab-Nya. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi karena ulah tangan manusia sendiri.
Dalam QS. al-Baqarah, 2: 11 digambarkan, “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah membuat kerusakan di muka bumi”, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Jawaban tersebut hanyalah pernyataan yang sifatnya munafik. Manusia-manusia munafik mengeksplorasi kekayaan alam secara berlebihan dengan dalil pembangunan. Padahal, hakikatnya itu adalah perbuatan yang merusak kelestarian lingkungan dan akan berdampak buruk bagi generasi berikutnya.
Dalam konteks ini Allah berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia sendiri, supaya Allah mencicipkan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatannya, agar mereka mau kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi, dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu (yang suka berbuat kerusakan)…” (QS. 30 : 41-42).
Akibat Kerusakan Lingkungan
Secara umum, berbagai akibat buruk yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan dapat dibagi ke dalam 2 kategori. Yakni, kerusakan yang bersifat regional seperti hujan asam, dan kerusakan yang bersifat global seperti pemanasan global, kepunahan jenis, dan kerusakan lapisan ozon di stratosfer.
a. Hujan asam
Terjadinya hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti gas, minyak bumi dan batu bara. Pembakaran itu menghasilkan gas oksida belerang dan oksida nitrogen. Kedua jenis itu dalam udara mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi asam sulfat, lalu menjadi asam nitrat.
Asam yang langsung mengenai bumi disebut deposisi kering dan asam yang terbawa hujan yang turun ke bumi disebut desposisi basah. Keduanya disebut hujan asam. Hujan asam menyebabkan kematian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan.
b. Pemanasan Global
Global warming atau pemanasan global adalah peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca (ERK) yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas/sinar inframerah yang dipancarkan bumi. Gas itu disebut gas rumah kaca (GRK). Dengan penyerapan itu sinar panas terperangkap sehingga naiklah suhu permukaan bumi.
Seandainya tidak ada GRK dan karena itu tidak ada ERK, suhu permukaan bumi rata-rata hanya -18oC saja, terlalu dingin bagi kehidupan makhluk. Dengan adanya ERK suhu bumi adalah rata-rata 15oC, sehingga ERK sangat berguna bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin naiknya kadar GRK dalam atmosfer, yaitu CO2 dan beberapa gas lain seperti CO2, CH4, dan N2O, menyebabkan naiknya intensitas ERK, sehingga suhu permukaan bumi akan naik pula. Inilah yang disebut global warning.
Dampak negatif pemanasan global antara lain adalah terjadinya perubahan iklim sedunia, perubahan curah hujan, naiknya frekuensi maupun intensitas badai seperti di Banglades dan Filipina, dan bertambahnya volume air laut dan melelehnya es abadi di pegunungan dan kutub. Hal itu juga akan menyebabkan keringnya tanah dan kekeringan yang berdampak negatif terhadap pertanian dan perikanan.
Sementara itu, bertambahnya volume air laut akan menyebabkan permukaan laut akan naik. Dengan laju kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada sekitar 2030 suhu akan naik 1,5 – 4,5oC. Kenaikan suhu ini berdampak langsung pada naiknya permukaan laut 25 – 140 cm yang akan menyebabkan tergenangnya daerah pantai, tambak, sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan beberapa pulau di Indonesia. Selain itu, kenaikan permukaan laut juga akan menimbulkan laju erosi pantai.
Bila kita tetap saja berkeras kepala menjejalkan gas rumah kaca ke atmosfer, sebelum akhir abad mendatang pasti akan terjadi perubahan iklim yang tak terduga, banyak angin ribut dan angin topan, air laut meredam pulau-pulau berdataran rendah, disamping munculnya padang pasir baru karena bumi yang makin panas.
c. Kepunahan Jenis
Akibat lain dari kerusakan lingkungan yang bersifat global adalah kepunahan jenis. Istilah ini menggambarkan peristiwa hilangnya sumber daya gen yang mengurangi kemampuan kita dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Penyebab kepunahan jenis ini di antaranya adalah karena adanya hujan asam dan penyusutan luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna.
d. Rusaknya Lapisan Ozon
Ozon ialah senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Di lapisan atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultraviolet yang sampai ke bumi
Penurunan kadar ozon disebabkan karena rusaknya ozon oleh segolongan zat kimia yang disebut clorofuorokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita, seperti gas Freon pendingin AC dan almari es, gas pendorong dalam aerosal sepertihalnya parfum, hairspray dan zat racun hama, dan lain sebagainya.
Dampak yang ditimbulkan oleh kerusakan lapisan ozon ini adalah semakin rentannya manusia mengidap penyakit kanker kulit dan katarak. Selain itu, fenomena menurunnya kekebalan tubuh akan semakin meningkat.
Konsep Holistik
Demikianlah beberapa fakta tentang akibat rusaknya lingkungan hidup. Kita pun maklum bahwa proses kerusakan lingkungan berjalan secara progresif dan membuat lingkungan tidak nyaman bagi manusia. Bahkan, jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak sesuai lagi untuk kehidupan kita. Itu semua karena ulah tangan manusia sendiri, sehingga bencananya juga akan menimpa manusia itu sendiri. Fenomena seperti inilah yang jauh-jauh hari sudah digambarkan Alquran QS. ar-Rum, 30 : 41-42.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan antara lain adalah dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan. Toh Allah sendiri sudah mengajarkan kepada kita untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT.
Konsep rahmatan lil ‘?lam?n atau menebarkan kerahmatan, kedamaian, keseimbangan dan keselarasan bagi alam semesta —sebagaimana ditegaskan dalam Alquran, QS. al-Anbiy?, 21 : 107—, sesungguhnya merupakan prinsip ajaran tentang pandangan hidup yang holistis terhadap kehidupan; bahwa manusia adalah bagian tak terpisahkan dari lingkungan tempat hidupnya, dan karenanya ia harus memperlakukan alam dan makhluk hidup di sekelilingnya dengan asas kerahmatan.
Langkah Terpadu
Pandangan holistik ini juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Di dalamnya ada pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang-perorang. Juga merupakan amanah di pundak setiap penduduk bumi di semua wilayah dan tingkatnya, baik lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Lebih dari itu, pandangan holistik terhadap kehidupan ini mengharuskan adanya langkah-langkah solusi yang juga bersifat holistik dan terpadu terkait dengan upaya pencegahan kerusakan lingkungan.
Di antara upaya nyata yang bisa dilakukan untuk menghindari bencana lingkungan antara lain adalah dengan menggunakan energi secara efisien, mengembangkan sumber energi baru dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru, menggalakan penggunaan transportasi umum, atau kampanye besar-besaran untuk mengurangi penggunaan traktor, diesel, lemari es, kaleng semprot, AC dan lain-lain.
Meskipun langkah ini kelihatannya mudah diucapkan, tapi kenyataannya masih sulit dilaksanakan. Namun, hal itu tentu saja harus terus diupayakan. Mungkin, realitas inilah yang melatarbelakangi mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dalam Alquran tentang petingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam pengelolaannya sejak 14 abad silam.*Umar Fayumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar